Saturday, September 10, 2016

Sudah kah anda tahu??

Toksoplasmosis , suatu penyakit yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit  golongan Protozoa  pada hewan yang dapat ditularkan ke manusia. Infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti hidrosefalus, mikrosefalus, iridosiklisis dan retardasi mental.


Bagaimana cara penularannya ?
Infeksi paling umum didapat dari kontak dengan kucing-kucing dan feces( kotoran) mereka atau daging mentah atau yang kurang masak. Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah.
a.   Pada Toksoplasmosis congenial transmisi Toxoplasma kepada janin terjadi in utero melalui plasenta, bila ibunya mendapat infeksi primer waktu hamil
b. Pada Toksoplasmosis akuisita infeksi dapat terjadi bila memakan daging mentah atau kurang matang (misalnya sate), kalau daging tersebut mengandung kista jaringan atau takizoit Toxoplasma. Pada orang yang tidak makan daging dapat terinfeksi bila ookista yang dikeluarkan dengan tinja kucing tertelan.
c.  Terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksi Toxoplasma gondii.
d.   Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh Toxoplasma gondii.
e.   Transfusi darah lengkap dapat menyebabkan infeksi.

Tanda gejala
Infeksi Toxoplasma gondii ditandai dengan gejala umum seperti demam, malaise, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening (toxoplasmosis limfonodosa acuta). Pada infeksi lanjut dapat menyebabkan beberapa kondisi lain sebagai berikut :
a. Hidrosefalus, yaitu: kondisi abnormal dimana cairan serebrospinal terkumpul di ventrikel otak, pada janin dapat menyebabkan cepatnya pertumbuhan kepala dan penonjolan fontanela (sehingga kepala tampak membesar karena berisi cairan) dan wajah yang kecil.
b.    Korioretinitis, yaitu: radang/inflamasi lapisan koroid di belakang retina mata.
c.    Pengapuran (calcification) otak dan intraseluler.
    Kondisi ini paling berat saat infeksi maternal (yang berasal dari ibu) terjadi sejak dini saat masa kehamilan.
d. Sekitar 15-55% anak yang menderita infeksi bawaan atau sejak lahir (congenitally infected children) tidak memiliki antibodi IgM spesifik-T.gondii yang dapat dideteksi saat lahir atau masa tumbuh-kembang awal (early infancy).
e.    Sekitar 67% penderita tidak disertai tanda atau gejala infeksi. Juga dilaporkan: radang mata (chorioretinitis) terjadi pada sekitar 15% penderita, penulangan intrakranial (10%), kepala kecil (microcephaly).
f.    Disertai ketidak normalan jumlah sel darah putih (leukosit) di cairan otak dan sumsum tulang (cerebrospinal fluid), yang dalam istilah medis disebut dengan pleocytosis. Sedangkan nilai protein meningkat pada 20% penderita.
g.    Janin baru lahir yang terinfeksi T.gondii dapat mengalami anemia, penurunan trombosit, dan penyakit kuning (jaundice) saat lahir.
h.   Janin yang terinfeksi dapat tanpa gejala sama sekali, atau hanya didapatkan pertumbuhan janin terhambat, atau gambaran hyperechoic bowel.
i.     Bayi yang bertahan hidup (affected survivors) dapat menderita retardasi mental, kejang (seizures), kerusakan penglihatan (visual defects), spasticity, atau gejala sisa neurologis (berhubungan dengan saraf) yang berat lainnya.

Apa yang dapat kita lakukan ???

Tindakan pencegahan tentu saja harus dilakukan demi menghindari terinfeksi parasit ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

a. Jangan memberi makan hewan peliharaan dengan daging jeroan dan tulang mentah/tidak dimasak. Demikian juga susu harus dimasak dulu.
b.    Mencegah kucing dan anjing berburu burung, tikus, lalat, dan kecoa.
c.    Pasir tempat kotoran kucing sebaiknya dibersihkan setiap hari. Ookista yang mungkin keluar bersama kotoran memerlukan waktu 24 jam untuk menginfeksi.
d.    Setelah mencuci daging mentah, sebaiknya cuci tangan dengan sabun.
e.    Untuk ibu-ibu yang sedang hamil jangan mencuci/membersihkan daging/jeroan yang akan dimasak.
f.    Sebaiknya sayuran maupun buah-buahan yang akan dimakan dicuci bersih.
g.  Untuk orang-orang yang biasa makan dengan tidak memakai sendok, jangan lupa mencuci tangan dengan sabun.
h. Untuk ibu-ibu yang merencanakan kehamilan sebaiknya periksa darah, untuk mengetahui ada tidaknya infeksi taksoplasma. Setelah hamil, pemeriksaan darah diulang pada trisemester pertama dan akhir kehamilan.

i.   Ibu hamil jangan membersihkan tempat kotoran kucing. (Erkus/berbagai sumber)


Download Poster

0 komentar:

Translate

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers